BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia
di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk
saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi
sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun
organisasi selalu terdapat bentuk kepemimpinan
yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok yang terdiri
dari atasan dan bawahannya.
Komunikasi tidak hanya penting untuk manusia tetapi juga penting
untuk sistem pengendalian manajemen
yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor atau mengamati serta evaluasi
pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba mengarahkan pada tujuan
organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar, yang dimonitor atau yang
diatur dalam sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer
di dalam mengelola perusahaan.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
definisi komunikasi?
2. Apa
unsur-unsur dalam Komunikasi?
3. Bagaimana
tahap-tahap berkomunikasi?
4. Apa
definisi Organisasi?
5. Apa
komunikasi dalam organisasi?
6. Apa
fungsi komunikasi dalam organisasi?
7. Bagaimana
proses komunikasi dalam organisasi?
8. Bagaimana
gaya komunikasi dalam organisasi?
9. Apa
Bentuk Komunikasi dalam Organisasi?
10. Bagaimana peranan
komunikasi dalam organisasi?
11. Apa saja hambatan
komunikasi dalam organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Komunikasi
2.1.1
Komunikasi secara Umum
Komunikasi adalah suatu proses dimana
seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan
dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain.
2.1.2
Komunikasi menurut para ahli
1. Himstreet & Baty
Komunikasi adalah suatu proses penukaran
informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan
simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
2.2
Unsur-Unsur Komunikasi
1. Komunikator / Pengirim / Sender
Merupakan orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa tunggal, kelompok atau
organisasi pengirim berita. Komunikator bertanggung jawab dalam hal mengirim
berita dengan jelas, memilih media yang cocok untuk menyampaikan pesan
tersebut, dan meminta kejelasan pesan telah diterima dengan baik. Untuk itu,
seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan
dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan dan bagaimana cara
menyampaikannya.
2. Komunikan / Penerima / Receiver
Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan
oleh komunikator. Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab
untuk dapat mengerti isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar. Penerima
pesan juga memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa
pesan telah diterima dan dimengerti secara sempurna.
2.3
Tahap-Tahap Berkomunikasi
1. Tahap Ideasi
Tahap ideasi (ideation), yaitu proses pencipataan gagasan atau informasi yang
dilakukan oleh komunikator.
2. Tahap Ecoding
Tahap encoding adalah gagasan atau informasi disusun dalam serangkain
bentuk simbol atau sandi yang dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan
juga pemilihan saluran dan media komunikasi yang akan digunakan. Simbol atau
sandi dapat berbentuk kata-kata (lisan maupun tertulis), gambar (poster atau
grafik), atau tindakan.
3.
Tahap Pengiriman
Tahap pengiriman (transmitting) adalah gagasan atau pesan-pesan yang telah disimbolkan
atau disandikan (encoded) melalui
saluran dan media komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan
dapat dilakukan dengan berbicara,
menulis, menggambar, dan bertindak. Saluran
yang dilalui pesan-pesan disebut media komunikasi. saluran dan media
komunikasinya dapat berbentuk lisan (telepon,
temu-muka langsung) atau tertulis (papan pengumuman, poster
dan buku
pedoman), mengalir kebawah (memo dan instruksi
tertulis), keatas (kotak
saran, grievance
prosedure, laporan prestasi kerja), atau ke
samping (panitia, pertemuan antar departemen), formal (diskripsi jabatan
dan prosedur kerja, konferensi) atau informal (ngobrol makan siang di kafetaria perusahaan), dan aliran satu arah (laporan tahunan yang
dipublikasikan) atau dua arah (konferensi, wawancara pemutusan hubungan kerja).
4.
Tahap Penerimaan.
Setelah pesan dikirimkan melalui media komunikasi,
maka diterima oleh komunikan. Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung pada
saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya. Jika informasi atau
pesan berbentuk komunikasi lisan, maka seringkali kegagalan dalam mendengarkan
dan berkonsentrasi mengakibatkan hilangnya pesan-pesan tersebut.
5.
Tahap Encoding
Tahap encoding adalah di mana pesan-pesan yang diterima diinterprestaikan, dibaca, diartikan, dan
diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui suatu proses berpikir.
Pikiran manusia, sistem memori mekanis, instink binatang, dan proses berpikir
lainnya berfungsi sebagai mekanisme decoding.
Dalam tahap decoding ini dapat
terjadi ketidaksesuaian atau bahkan penolakan terhadap gagasan atau idea yang
di”encoding” oleh
komunikator dikarenakan adanya hambatan teknis, dan lebih-lebih adanya
perbedaan persepsi antara komunikator dan persepsi komunikan dalam hal arti
kata atau semantik.
6.
Tahap Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon
terhadap pesan-pesan yang diterimanya merupakan tahap terakhir dalam suatu
proses komunikasi. Dalam tahap ini, respon komunikan dapat berbentuk usaha
melengkapi informasi, meminta informasi tambahan, atau melakukan
tindakan-tindakan lain. Jika setiap pesan yang dikirimkan komunikator
menghasilkan respon tindakan seperti apa yang diharapkan, maka dapat dikatakan
telah terjadi komunikasi yang efektif.
2.5 Komunikasi dalam Organisasi
Istilah
“komunikasi” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata “communis” yang berarti “sama” (common). Jika
kita akan mengkomunikasikan suatu idea atau gagasan, maka kita harus menetapkan
terlebih dahulu suatu dasar
titik-temu yang sama untuk mencapai suatu pemahaman atau pengertian. Komunikasi juga sebagai suatu tindakan
mendorong pihak lain untuk menginterpretasikan suatu idea dalam suatu cara yang
diinginkan oleh pembicara atau penulis.
2.6
Fungsi Komunikasi dalam
Organisasi
2.6.1
Organisasi menurut para ahli
1. Sendjaja
a. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai
suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik
dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di
samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
1. Berkaitan dengan orang-orang
yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan
untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi
perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap
organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter,
buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal
seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan
olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
2.
Scott dan T.R. Mitchell
a.
Kendali, control, pengawasan.
b.
Motivasi.
c.
Pengungkapan emosional.
d.
Informasi.
3.
Thayer
a.
Memberi informasi.
b.
Membujuk.
2.7 Proses Komunikasi dalam
Organisasi
2.7.1
Komunikasi Internal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota dalam ruang lingkup
suatu organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan
secara horisontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi dapat berjalan.
Komunikasi internal terdiri atas empat bagian, yaitu :
1. Downward
Communication (komunikasi dari atas ke bawah) :
Komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang
berada pada tataran manajer atau supervisor mengirimkan pesan kepada
bawahannya.
Fungsi komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Pemberian
atau penyimpanan instruksi kerja.
b.
Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu
tugas perlu untuk dilaksanakan.
c. Penyampaian
informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.
d. Pemberian motivasi
kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Metode komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Metode
tulisan.
b. Metode lisan.
c. Metode
tulisan diikuti lisan.
d. Metode lisan diikuti
tulisan.
2. Upward Communication
(komunikasi dari bawah ke atas) :
Komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim
pesan kepada atasannya.
Fungsi komunikasi dari bawah ke atas antara lain :
a. Penyampaian
informai tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan.
b. Penyampaian informasi
tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat
diselesaikan oleh bawahan.
c. Penyampaian
saran-saran perbaikan dari bawahan.
d. Penyampaian keluhan
dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin
hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara
memperoleh informasi dari bawah. Alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat
sulit dan rumit :
a. Kecenderungan
bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka.
b. Perasaan bahwa atasan
mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai.
c. Kurangnya
penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai.
d. Perasaan bahwa atasan
tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai.
3. Horizontal
Communication (komunikasi sesama) :
Komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan
ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
2.7.2
Komunikasi Eksternal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota suatu organisasi
dengan orang atau masyarakat umum.
1. Komunikasi dari
organisasi kepada masyarakat.
Contohnya : konferensi pers, iklan, brosur
2. Komunikasi dari
masyarakat kepada organisasi.
Contohnya : menerima saran kritik, hotline customer service 24 jam
2.9 Bentuk Komunikasi dalam
Organisasi
2.9.1
Komunikasi Berdasarkan Bentuk
a.
Komunikasi Langsung
Komunikasi
langsung tanpa menggunakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata,
gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat.
Contoh : Berbicara
langsung kepada seseorang.
b.
Komunikasi Tidak Langsung
Komunikasi
tidak langsung biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan
jumlah penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis
waktu.
Contoh : Radio,
televisi.
2.9.2
Komunikasi Berdasarkan Sasaran
a.
Komunikasi Massa
Komunikasi
massa adalah komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang
besar.
Syarat-syarat
komunikasi massa :
a.
Pesan disusun dengan jelas, tidak
rumit dan tidak bertele-tele.
b.
Bahasa yang mudah
dimengerti/dipahami.
c.
Bentuk gambar yang baik.
d.
Membentuk kelompok khusus,
misalnya kelompok pendengar radio.
b.
Komunikasi kelompok
Komunikasi
kelompok adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat
dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
Contoh : Perawat dengan
pengunjung puskesmas.
c.
Komunikasi Perorangan
Komunikasi
perorangan adalah komunikasi dengan tatap muka atau bisa dapat juga melalui
telepon.
Contoh : perawat dengan
pasien.
Contoh : komunikasi
kelompok atau komunikasi perorangan.
2.10 Peran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dalam suatu organisasi
sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian informasi antar anggota
dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan tertentu. Sebuah interaksi
yang bertujuan untuk menyatukan dan mensinkronkan seluruh aspek untuk
kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan berorganisasi. Dengan
kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi
tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh
anggota organisasi yang dapat berupa penyampaian-penyampaian informasi,
instruksi tugas kerja atau mungkin pembagian tugas kerja. Interaksi sebenarnya
adalah proses hubungan komunikasi antara 2 orang atau lebih dimana orang yang
satu bertindak sebagai pemberi informasi dan orang yang lain berperan sebagai
penerima informasi. Intinya, korelasinya harus melibatkan dan terfokus kepada
orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi. Dengan kata lain, dapat
disimpulkan komunikasi dapat dibilang juga sebagai proses penyampaian informasi
yang berguna untuk mengkoordinasikan lingkungan dan orang lain demi mencapai
suatu tujuan.
Tujuan komunikasi dalam sebuah
organisasi sangat memberikan banyak manfaat secara langsung yaitu memudahkan
para anggota bekerja dari instruksi-instruksi yang diberikan dari atasan dan
untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa terjadi dan memang sudah melekat
pada suatu organisasi. Apabila semua bawahan dan atasan dapat berinteraksi
dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman yang beresiko mungkin akan berkurang,
karena tiap manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi yang berbeda-beda
secara verbal. Dengan demikian semua pelaku organisasi harus berbicara,
bertindak satu sama lain guna untuk membangun suatu lingkungan kondusif dan
mengetahui situasi-situasi yang akan terjadi diluar dugaan karena kesalahan
komunikasi sekecil apapun pasti akan berakibat fatal.
2.11
Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
1.
Hambatan dari Proses Komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang
akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam
penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik
sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan
terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
2.12
Contoh Studi Kasus
Pengaruh komunikasi dalam organisasi terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja (studi kasus pada karyawan bagian produksi Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung).
Komunikasi dalam organisasi, kepuasan kerja,
kinerja. Dewasa ini telah banyak organisasi yang berdiri dan berkembang sukses
baik dalam skala kecil maupun besar.
Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang disampaikan pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya.
Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang disampaikan pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan
adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas mengakibatkan
kinerja karyawan menjadi menurun. Salah satu jalan mengatasi semua ini adalah
dengan saluran komunikasi. Studi kasus
ini bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam tentang komunikasi dalam
organisasi yang ada di Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung guna
meningkatkan kinerja karyawan melalui kepuasan kerja.
Berdasarkan
wacana diatas disarankan antara atasan dengan bawahan pada Pabrik Kertas CV
Setia Kawan Tulungagung lebih sering meningkatkan koordinasi (mengadakan
sharing) sehingga setiap kegiatan akan berjalan dengan baik karena dapat mengerti
perasaan karyawan mulai dari masalah pekerjaan, rekan sekerja, sampai masalah
kesesuaian upah, secara periodik para
atasan (direktur, manager, kepala bagian)lebih sering terjun langsung ke
lapangan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja, pimpinan
memperhatikan keluhan-keluhan dari para karyawan.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Komunikasi
sangat penting dalam kehidupan manusia adalah makhluk social yang saling
membutuhkan antara satu dengan yang lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus
memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam
berkomunikasi. Dalam proses kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan dalam
berkomunikasi.
Tujuan
komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa
yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi,
yaitu verbal dan nonverbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi
nonverbal atau bahasa (gerak tubuh). Komunikasi dua arah terjadi bila
pengiriman pesan dilakukan san mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam
berkomunikasi pasti dapat merasakan timbale balik antara pemberi informasi
serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yang mutualisme
antara keduanya.
3.2
SARAN
Dengan
disusunnya makalah ini, maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti dan memahami
pentingnya arti komunikasi dalam organisasi, didalam kehidupan berorganisasi
atau dikehidupan sehri-hari yang membutuhkan komunikas
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar